3 Desa Wisata di Klaten yang Harus Kalian Kunjungi


Traveling itu gak selalu harus ke pantai, gunung ataupun ke tempat yang mempunyai pemandangan yang indah. Sesekali kita juga perlu traveling ke tempat yang bisa menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman. Sejatinya banyak sekali tempat yang keren dan instagramable yang dapat menambah wawasan dan pengalaman kita, seperti museum, cagar budaya, desa wisata dan masih banyak lagi.

Selasa lalu aku bersama teman-teman mendapat undangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten untuk mengikuti kegiatan jalan-jalan sambil mengexplore UMKM Unggulan Kabupaten Klaten, sebenarnya banyak sekali sentra UMKM di Kabupaten Klaten ini, tetapi karena waktu yang lumayan singkat akhirnya kami hanya mengunjungi tiga sentra UMKM Unggulan Kabupaten Klaten.

Nah jika kalian berkunjung ke Kabupaten Klaten Jawa Tengah, kalian bisa mampir ke desa wisata  yang baru saja aku kunjungi kemarin, ini dia "3 Destinasi Wisata Edukasi di Klaten yang Harus Kalian Kunjungi" :

1. Desa Wisata Melikan


Gerabah yang sedang dijemur.


Tempat yang pertama kami kunjungi yaitu Desa Wisata Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Untuk menuju kesini lumayan mudah karena letaknya dekat dengan jalan raya Wedi-Bayat atau jalan Sunan Pandanaran,  kurang lebih 30 menit perjalanan dari pusat kota Klaten. 

Ada apa saja sih di Desa Wisata Melikan ini ? 

Ternyata Desa Wisata Melikan ini adalah sentra pengrajin gerabah di Kabupaten Klaten, setelah memasuki gerbang Desa Wisata Melikan, kalian akan melihat toko -toko penjual gerabah yang berjejer di sepanjang pinggir jalan. Berbagai macam bentuk gerabah dengan ukuran yang bervariasi menghiasi sepanjang jalan menuju Bayat.

Meskipun secara administratif Desa Wisata Melikan masuk dalam Kecamatan Wedi, tetapi gerabah disini lebih sering disebut sebagai gerabah Bayat. Menurut masyarakat sekitar, adanya tradisi pembuatan gerabah di Desa Wisata Melikan ini tak terlepas dari peran Sunan Panandaran atau yang sering juga disebut Sunan Tembayat (Pangeran Mangkubumi). Beliau adalah putra dari Ki Ageng Pandan Arang (Bupati pertama Semarang).

Tekhnik putaran miring
Proses membuat gerabah


Hampir sebagian besar pengrajin gerabah di Desa Wisata Melikan ini berada di Dusun Pagerjurang. Setelah memasuki gapura Dusun Pagerjurang kalian akan melihat berbagai macam bentuk gerabah baik yang sudah jadi ataupun yang sedang dalam proses pembuatan. Dan salah satu keunikan gerabah di Desa Wisata Melikan ini yaitu cara pembuatannya menggunakan teknik putaran miring, karena pada umumnya di daerah lain dalam pembuatan gerabah menggunakan roda putar datar.

Nah kenapa bisa dinamakan teknik putaran miring? Karena dahulu pengrajin gerabah ini mayoritas perempuan, yang mana perempuan jaman dahulu masih memakai pakaian adat jawa yaitu kebaya dan kain jarik. Karena orang jawa terkenal akan kesopanannya maka dalam pembuatan gerabah mereka masih tetap menjunjung tinggi nilai kesopanan dengan cara duduk miring atau tidak membuka paha (ngangkang) dalam bekerja.

Ditambah lagi dengan cara duduk  miring tadi ternyata juga menambah kemudahan bagi para perempuan yang memakai jarik karena mereka tak perlu repot menekuk kakinya sehingga disebut teknik putaran miring. Itulah filosofi teknik putaran miring yang lahir dari kebudayaan dan adat istiadat setempat, meskipun saat ini banyak pengrajin perempuan yang tidak memakai kain jarik tetapi teknik putaran miring ini masih dilestarikan hingga sekarang. 


Keunikan teknik putaran miring ini ternyata membuat penasaran seorang Profesor dari Jepang yaitu Prof. Kawasaki, beliau adalah alumnus Jurusan Patung dari Kyoto City College of Art dan juga seorang dosen di Fakultas Seni Kyoto Seika University. Dan akhirnya beliau tertarik membuat sebuah laboratorium gerabah di Desa Wisata Melikan ini. Selain bisa berbelanja gerabah, di Desa Wisata Melikan ini kita bisa melihat langsung proses pembuatan gerabah dan juga bisa belajar langsung membuat gerabah. Untuk biaya membuat gerabah sekitar Rp.10.000 - Rp.20.000/orang dan hasilnya bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. 

2. Desa Wisata Jarum


Gerbang Desa Wisata Jarum



Desa wisata yang aku kunjungi selanjutnya yaitu Desa Wisata Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Desa Wisata Jarum ini letaknya tak jauh dari Desa Wisata Melikan. Ternyata Desa Wisata Jarum mempunyai potensi yang luar biasa seperti terdapat pengrajin batik tulis, pengrajin batu, pengrajin batik kulit. Tetapi karena waktu yang terbatas, aku hanya bisa mengexplore batik saja. Dan salah satu batik yang terkenal dan pengrajinnya juga banyak yaitu Batik Purwanti. 

Setelah sampai di Dusun Pundungrejo Desa Jarum, kami langsung ke rumah produksi Batik Purwanti. Sekitar tahun 1968 ibu Purwanti memulai usaha pembuatan batik, karena berkat ketrampilannya mencanting dan keuletannya berbisnis sehingga ibu Purwanti sukses dan nama Purwanti pun menjadi nama brand batik ini, selain itu Ibu Purwanti juga memberdayakan warga sekitar untuk membuat batik, yang dulu cuma beberapa orang saja, sekarang sudah ratusan orang. Ada yang membuat batik di rumah Ibu Purwanti ada juga yang dibawa pulang dan dibuat dirumahnya masing-masing.



Proses Membuat Batik Tulis

Dan pada tahun 2009 usaha Batik Purwanti ini diteruskan oleh anaknya yaitu Ibu Sussana Dewi, menurut Ibu Sussana Dewi saat ini Batik Purwanti sudah memiliki beberapa toko di Klaten dan Jogja. Dan Batik Purwanti ini memproduksi beberapa batik seperti batik tulis, cap dan batik kombinasi. Disini kita bisa melihat langsung proses pembuatan batik cap ataupun batik tulis yang dilakukan oleh para pemgrajin Batik Purwanti.

Pendopo Desa Wisata Jarum

Di depan rumah produksi Batik Purwanti ini terdapat pendopo Jarum, yang mana fungsinya sebagai tempat belajar para wisatawan.Dan ternyata di Desa Wisata Jarum ini kita bisa belajar tentang banyak hal, tak hanya belajar membatik saja tetapi Desa Wisata Jarum sudah menyiapkan beberapa paket kelas belajar seperti : 

A. Paket Kerajinan

Kelas seni dan kerajinan merupakan kelas "Lihat, Lakukan dan Bawa pulang" dengan durasi 2 jam. Para wisatawan bisa melihat dan belajar tentang proses kerajinan sekaligus membawa pulang hasilnya sebagai souvernir.

1. Kelas Batik
Membatik dengan menggunakan canting atau cap di atas kain serta kayu.
1. Kain 35 × 35 cm : Rp. 25.000
2. Kain 50 × 50 cm : Rp. 40.000
3. Gantungan kunci kayu : Rp. 15.000
4. Topeng Kayu : Rp. 25.000

2. Kelas Zaman Batu
Memahat serta menghaluskan batu alam yang dibentuk menjadi uleg dan cobek.
1. Uleg : Rp. 15.000
2. Cobek : Rp. 25.000

3. Kelas Makanan Tradisional
Mengolah bahan mentah sehingga menjadi produk keripik dan kerupuk.
1. Keripik singkong dan pisang : Rp. 10.000
2. Kerupuk : Rp. 10.000

4. Kelas Kayu
Mengukir dan membentuk bahan batik dari kayu mentah serta membuat anyaman kipas bambu.
1. Kayu mentah batik : Rp. 20.000
2. Anyaman bambu : Rp. 25.000

B. Kelas Seni dan Tani

Kelas seni merupakan kelas "Lihat dan Lakukan" dengan durasi 2 jam. Para wisatawan bisa melihat dan melakukan kesenian daerah Jawa Tengah bagian selatan.

1. Kelas Seni Tradisional
Belajar memainkan gamelan, tari tradisional Jawa Tengah bagian selatan, dan memainkan musik gejog lesung.
1. Gamelan : Rp. 20.000
2. Tari Tradisional : Rp. 20.000
3. Gejog Lesung : Rp. 20.000

2. Kelas Tani 
Untuk kelas Tani ini hanya berlaku pada bulan Desember sampai April. Yang mana para wisatawan bisa belajar mengolah sawah baik saat penanaman padi ataupun saat panen padi dengan biaya Rp. 10.000

C. Kunjungan Industri.

Semua aktivitas kerajinan tersedia untuk kunjungan industri selama 2 jam dengan biaya Rp. 5000/orang. Kunjungan industri berupa pemaparan proses pembuatan masing-masing serta dilengkapi dengan sejarah Desa Wisata Jarum.

D. Outbond

Desa Wisata Jarum juga menawarkan paket outbound dengan berbagai macam permainan anak-anak tradisional sesuai dengan permintaan wisatawan dengan biaya Rp. 10.000/ orang.


Galeri Batik Purwanti 

Dan kalian juga bisa berbelanja batik di Galeri Batik Purwanti ini, ada berbagai macam motif batik dan jenis batik, mulai batik cap ataupun batik tulis. Disini tak hanya menyediakan kain batik saja, tetapi juga ada yang sudah dijahit menjadi baju dengan berbagai model seperti model formal ataupun casual. Pokoknya lengkap banget dan harganya juga terjangkau. Jadi Batik Purwanti ini sangat cocok untuk oleh-oleh karena motifnya yang unik dan menarik.

3. Desa Wisata Tlingsing 


Gerbang Desa Wisata Tlingsing


Desa Wisata yang terakhir kami kunjungi yaitu Desa Wisata Tlingsing, suasana sejuk khas pedesaan dan hamparan sawah yang indah akan memanjakan mata kita ketika masuk ke Desa Wisata Tlingsing. Desa wisata penghasil kain lurik ini tepatnya berada di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Mayoritas penduduk Desa Tlingsing ini berprofesi sebagai petani dan pengrajin lurik. 

Sebenarnya di Kabupaten Klaten ini banyak sekali terdapat desa yang memproduksi kain lurik, sehingga Kabupaten Klaten ini bisa dikatakan sebagai pusatnya kain lurik. Diantara desa-desa yang memproduksi lurik, Desa Tlingsing inilah yang jumlah pengrajinnya paling banyak. Kurang lebih ada 225 pengrajin lurik di Desa Tlingsing ini. Dan pada tahun 2010 Desa Tlingsing ini ditetapkan sebagai desa wisata kerajinan.




Setelah memasuki Desa Wisata Tlingsing, suara kletak-kletek kletak-kletek menghampiri telingaku. Ternyata itu adalah suara yang dihasilkan dari proses pembuatan kain lurik yang masih menggunakan alat tradisional yaitu ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Jadi pembuatan kain lurik ini hampir sama dengan pembuatan kain tenun, hanya saja corak dan motifnya yang membedakan. Kalau kain lurik motifnya lebih berupa garis-garis vertikal ataupun horisontal. Kain Lurik ini ternyata sudah ada sejak dulu.

Proses menenun lurik

Nama Kain Lurik menurut bahasa jawa berasal dari kata Lorek yang berarti garis-garis dan lajur. Kain Lurik ini termasuk tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yaitu sebuah proses menghasilkan produk kain dengan menggunakan peralatan sederhana yaitu kayu yang dirangkai dengan tekhnologi yang sederhana pula. Semua proses produksi dari mulai memintal benang, mewarnai, membuat motif hingga menenun nya dilakukan oleh tenaga manusia. Jadi sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan. Dan saat ini para pengrajin lurik di Desa Wisata Tlingsing juga sudah mengembangkan produksi kain lurik yang ramah lingkungan yaitu menggunakan pewarna alami dengan memanfaatkan potensi lokal.


Galeri Lurik di Desa Wisata Tlingsing

Meskipun saat ini kain lurik kurang diminati oleh masyarakat luas, tetapi masih ada orang-orang kreatif yang menjadikan kain lurik nampak cantik dan menarik. Siapa bilang pakai baju lurik itu kuno dan  jadul. Buktinya banyak para designer yang membuat baju berbahan kain lurik dengan desain yang kekinian dan modern sehingga bisa terlihat milenial dan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional. 

Salah satunya di galeri yang berada di Desa Wisata Tlingsing ini, kita bisa menemukan berbagai macam baju dengan tampilan modern meskipun menggunakan kain lurik sehingga tetap kelihatan fashionable. Kain lurik disini tak hanya disulap menjadi baju saja tetapi juga disulap menjadi berbagai macam acsesoris seperti tas, topi dan dompet. Jika kalian tertarik untuk belajar menenun lurik atau belanja lurik, langsung saja datang ke Desa Wisata Tlingsing, untuk informasi lebih jelas bisa tanya ke Pokdarwis setempat. Nur Hadi (085302720030) Nurul (085729232794).

Dan itulah 3 Desa Wisata di Kabupaten Klaten yang harus kalian kunjungi, ternyata sangat menyenangkan bisa menjelajahi desa wisata yang menyimpan berbagai kearifan lokal yang sangat luar biasa, karena pastinya kita bisa mendapatkan ilmu dan  pengalaman yang sangat luar biasa. Ayo lestarikan seni & budaya Indonesia, cintai negerimu dengan mengenal lebih dalam seni budaya Indonesia.

Wonderful Indonesia.







12 Komentar

  1. Paling suka deh berkunjung ke desa wisata seperti ini, unik dan menarik banget, ada membatik, memahat dan lainnya..nambah ilmu banget kalau bawa bocah ya

    BalasHapus
  2. Keren nih makin banyak destinasi desa wisata yang ada di Indonesia. Ah, jadi kangen belajar membatik lagi setelah baca postingan ini.

    BalasHapus
  3. Aku orang Klaten malah belum pernah kesitu. Paling cuma sepedaan sawah-sawah terdekat.

    BalasHapus
  4. kok nama-namanya asing semua bagiku ya

    BalasHapus
  5. Wah kapan kapan pengen belajar bikin gerabah ah ke desa wisata itu, sepertinya asyik

    BalasHapus
  6. Ahhhh mau banget. Rasanya udah lama aku ga wisata edukasi seperti ini. Makasih sharingnya. Mau coba bikin bujuk rayu biar next trip bisa ke Klaten ah.

    BalasHapus
  7. Padahal rumah dekat Klaten, tapi baru tahu isi desa-desa wisata itu...
    Bisa jadi referensi explore kalau pas liburan ini..

    Hmm.. Mungkin judulnya lebih tepat kalau Desa Wisata karena daftarnya desa wisata semua.. hehe

    BalasHapus
  8. Wah pengen nyoba ke desa wisata nih. Penasaran pengen belajar sesuatu yang klasik seperti ini. Biar sekali-kali mencoba sensasi retro

    BalasHapus
  9. wah hebat nih desa bisa mnegmebangkan potensi desa yang ada menjadi wisata

    BalasHapus
  10. Ternyata Kendal punya batik juga ya? Jadi kangen mbatik. Dulu smpet bebikinan tuh. Seruu rasanya

    BalasHapus
  11. Alat tenun luriknya,, sama kayak buat ulos di sumatera utara

    BalasHapus