Menjelajahi Keunikan Museum Batik Pekalongan




Setiap mendengar kata “PEKALONGAN” pasti yang akan kita ingat pertama kali yaitu “BATIK”. Karena Kota Pekalongan ini memang terkenal sekali akan keindahan batik nya, selain itu di Kota Pekalongan juga banyak sekali pengrajin batik, mulai dari batik tulis, batik cap hingga batik sablon. Dan di Provinsi Jawa Tengah ini ada 3 jenis batik yang sangat legendaris, yaitu Batik Pekalongan, Batik Solo dan Batik Lasem. Jadi tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Jawa Tengah tidak mampir ke Kota Pekalongan. 


Tepat di hari Jumat, 13 Desember 2019 langit lumayan bersahabat, tak seperti biasanya yang agak mendung tak menentu. Aku dan rombongan peserta Jateng On The Spot 2019 yang terdiri dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, blogger dan media siap berangkat menuju Kota Batik Pekalongan. Namun nampaknya kondisi kurang bersahabat karena bus yang kami tumpangi ada kendala teknis yang mengharuskan kami ganti bis. Dan akhirnya rombongan kami pun berhenti di rest area tol Semarang - Batang untuk menunggu bis pengganti. Sambil menunggu bis datang, kami pun sarapan pagi di salah satu warung makan di rest area tol Semarang – Batang agar perjalanan menjelajahi Kota Batik Pekalongan bisa lebih semangat dan kuat. 

Sekitar pukul 10.30 wib akhirnya rombongan kami sampai di Kota Batik Pekalongan, udara khas pesisir pantai utara pun menyambut kedatangan kami. Tak perlu lama lagi kami pun langsung masuk ke Museum Batik Pekalongan untuk menjelajahi keunikan Museum Batik Pekalongan.

Pesona Museum Batik Pekalongan



Destinasi wisata di Kota Pekalongan yang pertama kami kunjungi yaitu Museum Batik Pekalongan. Museum yang diresmikan pada 12 Juli 2006 ini terletak di Jalan Jatayu No. 1 Kota Pekalongan. Keberadaan Museum Batik Pekalongan ini membuat branding Kota Pekalongan sebagai Kota Batik semakin kuat. Selain itu Museum Batik Pekalongan juga mempunyai peranan yang sangat besar saat mendapatkan sertifikat pengakuan dari UNESCO pada tanggal 02 Oktober 2009 kepada Batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.

Berada di tengah kota membuat Museum Batik Pekalongan ini sangat mudah untuk dijangkau, apalagi tempat ini juga dekat dengan jalan raya dan Stasiun Pekalongan sehingga memudahkan para pengunjung untuk datang ke Museum Batik Pekalongan. Bentuk bangunan Museum Batik Pekalongan ini sangat unik yaitu bergaya arsitektur Belanda. Karena gedung ini dulunya sebagai kantor Walikota Pekalongan dan pada jaman kolonial Belanda tempat ini sebagai kantor administrasi dari 7 pabrik gula yang berada di Karesidenan Pekalongan.


Koleksi Batik di Museum Batik Pekalongan


Museum Batik Pekalongan ini mempunyai luas tanah dan bangunan sekitar 40 meter persegi dan dibagi meni aji beberapa ruangan. Salah satunya yaitu ada 3 ruangan utama yang digunakan untuk menyimpan koleksi Batik yang jumlahnya sekitar 1149 motif batik. Untuk ruang pamer yang pertama yaitu menyimpan berbagai macam motif batik dan alat-alat untuk membatik mulai dari aneka jenis kain seperti kain katun primisima, kain semi sutera dan sebagainya. Lalu ada juga alat cap, canting, wajan, kompor kecil, malam (lilin batik), pewarna kimia hingga pewarna alam.

Dan di ruang pamer kedua terdapat beberapa motif batik dari berbagai daerah di Indonesia, selain itu juga ada beberapa motif batik dari berbagai Negara di seluruh dunia. Dan di ruang pamer yang ketiga ada berbagai motif batik yang cantik .Sehingga kita bisa banyak belajar tentang jenis-jenis batik dan sejarahnya. Seperti contoh BATIK 3 NEGERI yang mempunyai sejarah yang cukup unik yaitu batik percampuran antara 3 budaya yaitu Jawa, Eropa dan Tionghoa. 


Batik 3 Negeri ini menampilkan 3 warna yang berasal dari tiga daerah yang berbeda, warna biru dari Pekalongan yang melambangkan budaya Eropa, warna merah dari Lasem yang melambangkan budaya Tionghoa dan warna cokelat dari Solo yang melambangkan budaya Jawa. Dan dahulu pewarnaan Batik 3 Negeri ini langsung dilakukan dari daerah masing-masing. 

Belajar Membatik di Museum Batik Pekalongan

Di Museum Batik ini kita bisa belajar membuat batik, mulai dari batik tulis hingga batik cap. Dan yang paling spesial hasil batik yang sudah kita buat bisa dibawa pulang. Dan untuk bisa menjelajahi Museum Batik Pekalongan dan belajar membatik kita cukup membayar Rp. 5000 / orang untuk orang dewasa dan Rp. 1000/ orang untuk pelajar dan anak-anak. Adapun jam operasional Museum Batik Pekalongan ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 15.00 wib.



Ternyata membuat batik tak semudah yang kita bayangkan, meskipun sudah beberapa kali belajar membatik ternyata tak membuatku cukup lincah dalam menggerakkan canting ke dalam sehelai kain. Dan kali ini aku belajar membuat batik cap lalu dilanjutkan dengan membuat batik tulis. Proses membuat batik cap lumayan mudah tetapi saat membuat batik tulis disinilah yang sangat susah, karena kita harus menggoreskan canting ke kain yang sudah dikasih pola gambar. Pantas saja harga batik tulis mahal karena memang proses pembuatannya sangat susah yang mana harus membutuhkan keahlian khusus dan membutuhkan kesabaran.


Setelah kain yang berisi pola gambar sudah kita batik, selanjutnya kain tersebut kita celup ke pewarna agar bisa berwarna sesuai warna yang kita inginkan, dan proses pewarnaan ini dinamakan colet dan celup. Nah setelah proses cotel atau celup selesai, selanjutnya dilorot untuk menghilangkan sisa-sisa lilin yang ada di kain. Baru setelah itu kain tersebut tinggal dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Dan itulah proses membuat batik cap dan tulis yang sangat rumit.

Meskipun rumit tetapi pengalaman membuat batik di Museum Batik Pekalongan ini sangat menyenangkan karena kita bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru yang tidak bisa kita dapatkan di sekolah formal. Dan belajar membuat batik ini juga sebagai wujud cinta kita terhadap NKRI agar batik tetap lestari. Jadi ayo berwisata ke Museum Batik Pekalongan.





0 Komentar