Menengok Seni Lukis Tradisional Bali di Desa Wisata Kamasan

 


Pulau Dewata Bali pesonanya memang luar biasa, tak heran jika Pulau Dewata Bali selalu menjadi primadona untuk dijadikan sebagai tempat berwisata, tak hanya wisatawan domestik saja, bahkan banyak sekali wisatawan mancanegara yang juga berkunjung ke Bali, karena keindahan Bali sudah tersohor hingga pelosok dunia.

Bali tak hanya kaya akan pesona alamnya saja, namun ada salah satu faktor yang membuat Bali begitu disukai oleh para wisatawan yaitu seni dan budayanya. Karena masyarakat Bali masih memegang teguh seni budaya warisan dari nenek moyang mereka, dan suasana di Bali itu sangat damai sekali karena seni budaya Bali sangat kental sekali dan bisa kita temukan di semua sudut Bali dan itulah yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri sehingga pariwisata Bali bisa mendunia.

Dan kali ini aku ingin mengajak kalian untuk mengunjungi salah satu desa di Bali yang mana seni lukis klasik dan seni budaya Bali yang adi luhung sangat menyatu dalam harmonisasi kehidupan masyarakatnya. Desa itu bernama “Desa Wisata Kamasan”. Desa Kamasan merupakan salah satu desa tua di Kabupaten Klungkung Bali yang mempunyai nilai historis yang cukup panjang karena Desa Wisata Kamasan menjadi cikal bakal perkembangan seni lukis tradisional Bali yang sampai saat ini keberadaannya masih tetap eksis bertahan.

Lokasi Desa Wisata Kamasan

Desa Wisata Kamasan ini terletak di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Provinsi Bali. Jaraknya kurang lebih 45 km dari Kota Denpasar. Akses menuju ke Desa Wisata Kamasan ini sangat mudah karena dekat dengan ibu kota Kabupaten Klungkung yaitu Kota Semarapura. Jika kalian ingin datang kesini sendiri tanpa pemandu wisata, kalian bisa gunakan google maps agar bisa sampai di Desa Wisata Kamasan.

Sejarah Desa Wisata Kamasan

Nama Desa Wisata Kamasan ini berasal dari kata Kamasan atau “Ka-emas-an” karena dahulu kala banyak masyarakat disini yang mempunyai pekerjaan dalam bidang memande atau pande emas. 

Para tukang pande disini sangat terkenal dan difungsikan oleh Raja (Ida Dalem) sejak kerajaan berpusat di Gelgel (1380-1651). Produk seni ukir pada logam emas atau perak yang berbentuk pinggan (bokor, dulang dll) telah dijadikan perlengkapan barang-barang perhiasan Keraton Suweca Linggaarsa Pura Gelgel.  

Selain seni ukir, berkembang pula seni lukis tradisional klasik wayang untuk hiasan di atas kain berupa bendera (kober , umbul-umbul, lelontek), kain hiasan (ider-ider dan parba) yang menjadi pelengkap dekorasi di tempat-tempat suci (pura) atau bangunan di komplek Kraton. Sejak pemegang tahta II berkuasa yaitu Dalem Waturenggong (1460-1550) kerajaan Gelgel mencapai puncak kemasyuran, maka keemasan Kamasan dikenal pula sebagai desa pengrajin.

Sejarah mencatat bahwa seni lukis tradisional  ini berkembang di Desa Wisata Kamasan dan tentunya daerah lain di Bali sejak zaman Kerajaan Majapahit. Cukup lama Pulau Bali dikuasai oleh para Dalem yang merupakan keturunan para raja Kerajaan Majapahit, yakni sekitar abad ke-14 sampai abad ke-18. 

Bali sendiri mengalami puncak kejayaannya dimasa Dinasti Kepakisan berkuasa. Kerajaan Bali ketika itu mencapai pesisir Jawa Timur, Lombok, bahkan sampai ke Sumbawa. Dimana salah satu Dalem yang paling terkenal yakni Sri Waturenggong yang merupakan cucu Sri Kresna Kepakisan. Nah, dimasa pemerintahan Waturenggong inilah kesenian di Bali secara umum mengalami masa pencerahan karena sang raja sendiri yang sangat menyukai seni-budaya.

Berdasarkan monografi desa, tertulis sejarah Desa Kamasan diketahui bersumber dari prasasti yang telah ditemukan  serta dari penjelasan para sesepuh atau tokoh masyarakat. Latar belakang sejarah Desa Kamasan tercantum dalam Prasasti Anak Wungsu Tahun 994 Saka atau Tahun 1072 Masehi. Dalam prasasti tersebut dijelaskan bahwa kata atau nama Kamasan secara etimologi terdiri dari kata Kama yang berarti bibit dan San yang berarti indah.

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa Kamasan sebagai nama desa sekarang ini mengandung makna bahwa setiap kelahiran anak manusia di Desa Kamasan diharapkan merupakan manusia-manusia yang memiliki sumberdaya yang berbobot dan disertai nilai keindahan yang tinggi.

Keunikan Desa Wisata Kamasan

Desa Wisata Kamasan sekilas seperti desa pada umumnya di Bali, bentuk bangunan rumah dan pura juga sama seperti pada umumnya, namun ada yang unik dan menarik di Desa Wisata Kamasan ini sehingga sangat berbeda dengan desa-desa lain yang ada di Bali yaitu terdapat banyak pengrajin kesenian seperti :

Pengrajin Seni Lukis Tradsisonal Bali

Desa Wisata Kamasan ini menjadi salah satu desa wisata yang cukup menarik di Bali, karena desa ini menjadi satu-satunya penghasil dan pengrajin seni lukis wayang klasik tradisional di Bali, karya seni lukis ini masih berkembang lestari sampai saat ini, dan itu bisa kita temukan di Desa Wisata Kamasan. Masyarakat disini sangat terampil dalam membuat seni lukis tradisional, mulai dari pria, wanita hingga anak-anak sudah mewarisi keahlian menggoreskan tangan pada kain kanvas menciptakan warna menyerupai  suatu bentuk yang kaya akan makna dan mampu menggambarkan keindahan dan kedamaian.

Gaya seni lukis tradisional khas Desa Wisata Kamasan memang menawarkan gaya yang berbeda dengan gaya seni lukis yang ada di beberapa daerah di Bali. Seni lukis tradisional disini biasa disebut dengan seni lukis gaya Kamasan yang mana mempunyai ciri khas menggunakan pewarna alami dan lebih banyak mengusung dan bertema tokoh-tokoh dan cerita pewayangan, seperti diambil dari kisah Ramayana, Mahabharata, kisah Tantri dan Sutasoma, semua hasil lukisan sangat kental dengan ajaran agama Hindu seperti berisikan tentang hukum kharma phala dan reinkarnasi. Torehan seni tersebut juga tertuang dalam kalender Bali.

Seni lukis tradisional khas Kamasan ini tak hanya mengandung nilai seni saja, namun juga sarat akan nilai ritual dan keagamaan sehingga banyak dipasang di Pura dan digunakan dalam perayaan keagamaan.

Pengrajin Uang Kepeng

Desa Wisata Kamasan selain sebagai penghasil seni lukis tradisional wayang klasik, desa ini juga sebagai pengrajin uang kepeng, yang mana uang kepeng juga menjadi sebuah sarana dalam setiap upacara yadnya agama Hindu di Bali. Kepingan uang kepeng (pis bolong) yang dihasilkan oleh Desa Wisata Kamasan ini bisa memenuhi kebutuhan warga Hindu, karena saat ini keberadaan uang kepeng  sudah semakin langka. Di kawasan ini juga terdapat bengkel khusus penghasil uang kepeng.

Pengrajin Emas dan Perak

Nama desa Kamasan semakin terkenal saja di bidang seni, kerajinan lain yang ditekuni oleh warga setempat juga sebagai pengrajin emas dan perak seperti halnya di desa Celuk, kemudian karya seninya ukir tersebut sampai pada yang berbahan tembaga dan selongsong peluru, yang diukir menghasilkan karya cipta seni dengan nilai seni tinggi.

Produk hasil kerajinan desa Kamasan banyak diminati oleh para wisatawan, walaupun mereka tidak menemukannya langsung di desa ini, tetapi di berbagai galery seni, museum seni lukis serta di berbagai pasar seni dan toko oleh-oleh modern yang ada di Bali.

Proses Pembuatan Seni Lukis Tradisional Bali

Untuk menghasilkan sebuah mahakarya yang luar biasa tentunya tidak bisa instan, karena harus melalui proses yang rumit dan cukup panjang. Seperti halnya seni lukis tradisional Bali dari Desa Wisata Kamasan ini, untuk membuat satu lembar kain saja membutuhkan waktu yang cukup lama karena prosesnya yang begitu rumit dan detail, bahkan satu lembar kain lukis dikerjakan oleh beberapa orang.

Seni lukis tradisional Bali ini mengunakan media kain kanvas, namun disini menggunakan bahan kain yang kasar, selanjutnya kain tersebut dicelupkan ke  dalam bubuk beras lalu dijemur supaya kering, cara ini digunakan agar bisa menutup dan meratakan permukaan kain. Selanjutnya kain digosok-gosok agar permukaannya menjadi halus.

Setelah mendapatkan kain yang halus, maka perlu disiapkan tema yang diinginkan untuk membuat sketsa gambar dan memposisikan gambar-gambar wayang dengan berbagai unsurnya. Dan yang unik disini dalam membuat sketsa gambar masih menggunakan alat tradisional yaitu pensil yang terbuat dari lidi pohon aren.

Setelah gambar selesai lalu dilanjutkan dengan memberikan warna agar lukisan semakin cantik. Untuk pewarnaan disini menggunakan pewarna alami, seperti cokelat muda dari batu gamping, hitam dari jelaga lampu minyak, putih dari tulang babi atau tanduk rusa, dan untuk warna lain masih menggunakan batu gamping yang dicelupkan ke dalam air dan dicampur dengan tinta.

Fasilitas di Desa Wisata Kamasan

Berada di Desa Wisata Kamasan ini rasanya sangat menyenangkan karena kita bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal. Untuk fasilitas di Desa Wisata Kamasan sudah cukup lengkap, diantaranya : tempat parkir yang cukup, galeri pameran karya seni lukis tradisional Bali, toko souvenir, homestay, toko makanan dan minuman.

Tak terasa waktu sudah cukup siang, rombongan kami pun harus meninggalkan Desa Wisata Kamasan dan melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata berikutnya. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang bisa kita dapatkan di Desa Wisata Kamasan ini, karena kita bisa melihat langsung proses pembuatan seni lukis tradisional khas Kamasan, pembuatan uang kepeng dan pembuatan emas dan perak, masyarakatnya sangat ramah dan baik.

Untuk informasi lebih lanjut kalian bisa hubungi :

Phone : +6287 761 111 999 / +6281 237 894 430.

Email : Klungkungrkb@gmail.com / ekawedasmara28@gmail.com

Website : Kamasan.desa.id

Salam Desa Wisata, Satu Desa Berjuta Cerita.

 


15 Komentar

  1. Udah lama banget pengen ke Bali tapi belum terwujud juga. Dulu sih gak ada duit, sekarang pandemi (dan ngirit juga, hehe). Semoga bisa ke Bali dan ke desa wisata yang ada di Bali

    BalasHapus
  2. Destinasi baru untuk nanti liburan ke Bali. Karena biasanya ke Bali cuma ke alam, ke pertunjukan. sekarang bisa merambah ke tempat ini juga nantinya..

    BalasHapus
  3. Menyenangkan banget bisa main ke desa ini dan menikmati proses pembuatan benda seninya terus menikmati produk-produk seni yang cantik.. Mauu..

    BalasHapus
  4. Woah cakep cakep banget nih hasil kerajinan tangannya. Dan aku baru tau di blog post ini. Makasih banyak sharingnya yaaa. Semoga bisa mampir kesini suatu saat nanti :)

    BalasHapus
  5. Luar biasa aku wae durung pernah Rene well. Hepi ya wes tekan kono dan bisa jalan jalan dengan puas mengenal budaya dan tradisinya

    BalasHapus
  6. sayangnya pas saya sering ke Bali belum mengenal tempat ini dan belum mengunjunginya, mudah-mudahan setelah semua kondisi membaik balik ke Bali bsia berkunjung e tempat ini ya

    BalasHapus
  7. Lukisan-lukisan di tradisional Bali sering terlihat di berbagai foto di internet. Langsung bisa dikenali karena ciri khas Balinya yang sudah ngelotok di kepala. Cuma baru tahu desa asal pembuatnya. Ternyata di Kamasan. Kalau ke Bali lagi mau juga ah jalan-jalan ke sini

    BalasHapus
  8. Selalu terpukau dengan karya seni Bali.
    Sangat berkembang dan beraneka ragam keindahannya yang menarik hati wisatawan. Aku penasaran, inovasinya ini dari mana yaa.. dan inspirasinya?

    BalasHapus
  9. Bali tak pernah habis kisah tentang kreativitas dan budaya khasnya.. sangat unik dan memukau.. tak pernah bosan berkunjung ke Bali, kehangatan dan keindahannya selalu menawan hati..

    BalasHapus
  10. Orang Bali memang punya cita rasa seni yang tinggi.
    Cara melukisnya cukup unik ya, seperti membatik.

    Sudah 5-6X saya ke Bali tapi sepertinya belum pernah ke Desa Wisata Kamasan ini.
    Senang banget pasti Kak Zain bisa berkunjung dan lihat langsung proses.

    BalasHapus
  11. Bali emang ga ada matinya kalo berurusan dengan seni, termasuk seni lukisnya ini. Seni lukis dari Bali emang berkarakter ya, Zain.

    BalasHapus
  12. Bali tuh emang pusat seni deh ya. Bahkan setiap sudutnya adalah karya seni menurutku. Beberapa kali ke Bali dan belum pernah ketempat ini nih. Padahal aku suka loh melihat bagaimana proses sebuah karya seni diciptakan.

    BalasHapus
  13. Kalau ke bali, sebaiknya agendakan berkunjung ke Desa Kemasan, ya.
    Beruntung banget bisa menelisik proses pembuatan lukisannya.
    Memang secara visual lukisan Bali itu beda dengan lukisan daerah lin, dan sekali meihat pasti langsung keliatan perbedaannya...
    Lukisan Bali cuma ada di desa ini aja, atau di desa lain juga ada?

    BalasHapus
  14. pandemi kapan berlalu kepengen ke bali ini

    BalasHapus
  15. Selau menarik kalau main ke desa seni atau desa wisata gitu apalagi di Bali, ternyata seni lukisnya juga nggak kalah ya, jadi pengen ke Bali lagi...

    BalasHapus