Traveling
itu tak selalu harus ke pantai, gunung, atau pun ke tempat yang mempunyai
pemandangan yang indah. Kita juga sesekali perlu traveling ke tempat yang bisa
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman. Sejatinya banyak sekali tempat yang
keren dan instagramable yang dapat menambah wawasan dan pengalaman kita seperti
museum, cagar budaya, desa wisata, dan masih banyak lagi.
Lokasi Desa Wisata Tlingsing
Desa Wisata
yang saya kunjungi yaitu Desa Wisata Tlingsing. Suasana sejuk khas pedesaan dan
hamparan sawah yang indah akan memanjakan mata kita ketika masuk ke Desa Wisata
Tlingsing. Desa wisata penghasil kain lurik ini tepatnya berada di Kecamatan
Cawas, Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Mayoritas penduduk Desa Tlingsing
ini berprofesi sebagai petani dan pengrajin lurik.
.
Sebenarnya
di Kabupaten Klaten ini banyak sekali terdapat desa yang memproduksi kain
lurik, sehingga Kabupaten Klaten ini bisa dikatakan sebagai pusatnya kain
lurik. Diantara desa-desa yang memproduksi lurik, Desa Tlingsing inilah yang
jumlah pengrajin nya paling banyak. Kurang lebih ada 225 pengrajin lurik di Desa
Tlingsing ini. Pada tahun 2010, Desa Tlingsing ini ditetapkan sebagai desa
wisata kerajinan.
Pesona Kain Lurik
Setelah
memasuki Desa Wisata Tlingsing, suara kletak-kletek kletak-kletek menghampiri
telingaku. Ternyata itu adalah suara yang dihasilkan dari proses pembuatan
kain lurik yang masih menggunakan alat tradisional yaitu ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin). Jadi pembuatan kain lurik ini hampir sama dengan pembuatan kain tenun,
yang membedakan hanya saja corak dan motifnya. Kalau kain lurik motif nya lebih
berupa garis-garis vertikal atau pun horizontal. Kain Lurik ini pun ternyata
sudah ada sejak dulu.
Nama Kain
Lurik menurut bahasa jawa berasal dari kata Lorek yang berarti garis-garis dan
lajur. Kain Lurik ini termasuk tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), sebuah
proses menghasilkan produk kain dengan menggunakan peralatan sederhana yaitu
kayu yang dirangkai dengan teknologi yang sederhana pula.
Semua proses produksi
dari mulai memintal benang, mewarnai, membuat motif hingga menenun nya dilakukan
oleh tenaga manusia. Maka, tidak heran jika ini sebuah kearifan lokal yang
harus dilestarikan. Saat ini para pengrajin lurik di Desa Wisata Tlingsing juga
sudah mengembangkan produksi kain lurik yang ramah lingkungan yaitu menggunakan
pewarna alami dengan memanfaatkan potensi lokal.
Kain Lurik Tetap Menarik
Meskipun
saat ini kain lurik kurang diminati oleh masyarakat luas, karena banyak yang bilang
pakai baju lurik itu kuno dan jadul. Akan tetapi masih ada orang-orang kreatif
yang menjadikan kain lurik nampak cantik dan menarik. Buktinya banyak para
designer yang membuat baju berbahan kain lurik dengan desain yang kekinian dan
modern sehingga bisa terlihat milenial dan tetap mempertahankan nilai-nilai
tradisional. Salah satunya di galeri yang berada di Desa Wisata Tlingsing ini,
kita bisa menemukan berbagai macam baju dengan tampilan modern meskipun
menggunakan kain lurik sehingga tetap kelihatan fashionable.
Kain lurik
di sini tak hanya disulap menjadi baju saja tetapi juga diubah menjadi
berbagai macam aksesoris seperti tas, topi dan dompet. Jika kalian tertarik
untuk belajar menenun lurik atau belanja lurik, langsung saja datang ke Desa
Wisata Tlingsing, untuk informasi lebih jelas bisa tanya ke Pokdarwis setempat.
Itulah Desa
Wisata Tlingsing di Kabupaten Klaten yang saya kunjungi, ternyata sangat
menyenangkan bisa menjelajahi desa wisata yang menyimpan berbagai kearifan
lokal yang sangat luar biasa. Karena pastinya kita bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sangat luar biasa. Ayo
lestarikan seni & budaya Indonesia, cintai negerimu dengan mengenal lebih
dalam seni budaya Indonesia.
2 Komentar
Modis banget deh lurik ini kalau sudah dipadupadankan ya..semoga corona cepat berlalu aku pengen ke desa ini Zain lihat pembuatan kain lurik secara langsung..
BalasHapusAmin, aku juga pengen kesitu lagi mbak, pengen belanja kain lurik biar bisa buat baju, totebag dan masker juga.
Hapus